Saturday, March 24

Kata-kata "Sang Murabbi" KH Rahmat Abdullah

Aku rindu zaman ketika halaqoh adalah kebutuhan

bukan sekedar sambilan apalagi hiburan



Aku rindu zaman ketika membina adalah kewajiban
bukan pilihan apalagi beban dan paksaan


Aku rindu zaman ketika dauroh menjadi kebiasaan
bukan sekedar pelangkap pengisi program yang dipaksakan


Aku rindu zaman ketika tsiqoh menjadi kekuatan
bukan keraguan apalagi kecurigaan


Aku rindu zaman ketika tarbiyah adalah pengorbanan
bukan tuntutan, hujatan dan obyekan
...


Aku rindu zaman ketika nasihat menjadi kesenangan
bukan su’udzon atau menjatuhkan


Aku rindu zaman ketika
kita semua memberikan segalanya untuk da’wah ini


Aku Rindu zaman ketika
nasyid ghuroba menjadi lagu kebangsaan

...

Aku rindu zaman ketika
hadir liqo adalah kerinduan dan terlambat adalah kelalaian
...

Aku rindu zaman ketika malam gerimis pergi ke puncak mengisi dauroh
dengan ongkos yang ngepas dan peta tak jelas
...

Aku rindu zaman ketika seorang ikhwah benar-benar berjalan kaki 2 jam
di malam buta sepulang tabligh da’wah di desa sebelah
...

Aku rindu zaman ketika pergi liqo selalu membawa infaq
alat tulis, buku catatan dan qur’an terjemah ditambah sedikit hafalan
...

Aku rindu zaman ketika binaan menangis karena tak bisa hadir di liqo …

Aku rindu zaman ketika tengah malam pintu diketuk untuk mendapat berita kumpul di subuh harinya …

Aku rindu zaman ketika seorang ikhwah berangkat liqo dengan ongkos jatah belanja esok hari untuk keluarganya …

Aku rindu zaman ketika
seorang murobbi sakit dan harus dirawat, para binaan patungan mengumpulkan dana apa adanya …

Aku rindu zaman itu …

Ya Rabb …

Jangan Kau buang kenikmatan berda’wah dari hati-hati kami …

Ya Rabb …

Berikanlah kami keistiqomahan di jalan da’wah ini …